Kamis, 13 Januari 2011

Israel, Facebook dan Yahudi Ortodoks

Ada hubungan antara Israel, Facebook dan Yahudi Ortodoks??
Ada fakta menarik yang menghubungkan ketiganya, yang sedang menjadi pembicaraan di Israel sana.

Yahudi Ortodoks rupanya menjadi senjata bagi warga Israel, khususnya perempuan untuk menolak wajib militer. Itulah yang membuat pihak militer Israel geram.
Pasalnya, gara-gara alasan itu, wajib militer menjadi bahan olok-olok.

Bak tak kehabisan akal, militer Israel pun melacak lebih dari 1.000 akun perempuan Israel di Facebook. Nyatanya, meski mengaku Yahudi Ortodoks, tingkah polah mereka jauh dari apa yang menjadi keyakinan salah satu sekte agama Yahudi tersebut.

Pemeluk Yahudi Ortodoks sampai kini meyakini kebiasaan-kebiasaan yang dahulu ditetapkan oleh Musa, salah satu nabi besar Israel. Laki-laki Yahudi Ortodoks punya kewajiban untuk memelihara kumis dan cambangnya.

Lalu, pekerjaan militer, maksudnya tentara, adalah pekerjaan laki-laki. Perempuan sama sekali tak terlibat dalam urusan macam itu.

Kemudian, soal makanan, penganut Yahudi Ortodoks mempertahankan kosher alias bersih dari kenajisan. Menurut catatan dari Kitab Suci Perjanjian Lama pada Kitab Imamat, misalnya, ada beberapa hewan yang dianggap najis sehingga tidak boleh dimakan, semisal babi hutan, kelinci, ataupun unta.

Bukti bicara

Kendati begitu, nyatanya militer Israel justru menemukan banyak pertentangan perilaku dari Facebook tadi. Seorang perwira militer senior, misalnya, menemukan bukti tentang seorang perempuan muda yang menyatakan diri bisa dikecualikan dari wajib militer karena beragama Yahudi Ortodoks.

Namun, perempuan tersebut menampilkan foto-foto yang tidak sopan atau makan di restoran yang bukan kosher.

Yang lainnya tertangkap ketika membalas undangan pesta pada Jumat malam. Padahal, hari itu adalah hari Sabat Yahudi. Yahudi Ortodoks amat ketat menerapkan peraturan tidak boleh berkegiatan seperti pesta saat Sabat.

Diperkirakan sekitar 35 persen dari perempuan Yahudi di Israel tidak ikut wajib militer karena alasan agama, tetapi militer menduga ribuan dari mereka sebenarnya hidup secara sekuler dan layak untuk ikut wamil.

Para perempuan yang menghindar dari wajib militer itu karena berbohong sebenarnya diancam dengan tuntutan kriminal. Namun, hal itu belum pernah terjadi.

Wajib militer diterapkan kepada semua warga Israel yang berusia 18 tahun ke atas, dengan masa dinas tiga tahun untuk pria dan dua tahun bagi perempuan. Kini, di Israel, terdapat kurang lebih 800.000 penganut Yahudi Ortodoks.

Bagaimana? Israel, Facebook dan Yahudi Ortodoks berhubungan bukan?(dil-borneo.co.cc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post