Jumat, 12 November 2010

Obama Bukan Saingan Ahmadinejad

12895444991958485899
Obama & Ahmadinejad
“Jika nuklir ini dinilai jelek dan kami tidak boleh menguasai dan memilikinya, mengapa kalian sebagai adikuasa memilikinya? Sebaliknya, jika teknonuklir ini baik bagi kalian, mengapa kami tidak boleh juga memakainya?” (Mahmoud Ahmadinejad/Presiden Iran).
Kutipan diatas adalah salah satu isi pidato Mahmoud Ahmadinejad Presiden Iran di kampus Universitas Indonesia Mei, 2006 silam. Empat tahun kemudian 10 November 2010 presiden dari negeri seteru Iran, Amerika serikat kembali meramaikan kampus UI, Barrack Husein Obama dengan pesonanya mencoba membius segenap akademika kampus kuning. Kalau Iran dikenal sebagai negera pembela perjuangan Palestina maka Paman Sam julukan As adalah negeri penyokong utama Israel, musuh palestina.
Soal pesona Obama memang luar biasa, pidatonya bisa membuat seorang betah berjam-jam ditempatnya, setidaknya begitu yang sering kelihatan di media-media, terakhir sambutan audiens di Kampus UI sungguh luar biasa. Pidato sederhana itu dikemas dengan komunikas yang luar biasa, seolah-olah Obama berada di negeri sendiri tiada rasa canggung, semua cair dan kelihatan Obama sama sekali tidak kaku kayak Presiden kita.
12895446301994413322
Obama di UI
Dengan tema nostalgia, bakso dan nasi gorengnya, Obama seperti bintang opera sabun, membius audiens yang mendengarnya. Bhineka tunngal ika yang sudah usang didada kaum muda nampak segar lagi di mulut sang Presiden kulit hitan pertama AS. Sebenarnya isi pidato Obama sudah lazim di publik dunia, tentang persaudaraan dan toleransi beragama. Jangan lupakan penyambutan Obama di kampus UI yang sangat berlebihan, berbeda dengan kedatangan Ahmadinejad, suasana elegan kampus tetap terjaga. Saat memberikan kuliah semua mahasiswa ikut diundang berbeda dengan Obama yang hanya mengundang mahasiswa baru. Pengamanan kampus saat kedatangan Obama sangat ketat, kampus seolah-olah jadi tempat pelatihan teroris.
Kedatangan Ahmadinejad di kampus UI (2006) dengan stelan jas yang sederhana Ahmadinejad tidak hanya disambut gemuruh tepukan tangan tapi pidato yang disampaikan memberikan pelajaran tentang politik Internasional. Di Kampus Kuning, Depok, Ahmadinejad berseloroh sambil memuji luasnya Kampus UI yang jika lahan tersebut dibagi rata per mahasiswa maka setiap mahasiswa akan kebagian 100 meter persegi. Bahkan dengan bersahaja Ahmadinejad menjawab dengan detail satu persatu pertanyaan dalam sesi tanya jawab, suatu yang tidak dilakukan Obama. Dalam satu kesempatan salah satu mahasiswa meminta Ahmadinejad mencalonkan diri sebagai presiden Indonesia.
Dalam konflik Israel-Palestina keberanian Ahmadinejad jauh diatas Obama. Bahkan dalam soal nuklir Ahmadinejad memprotes sikap negara barat yang ingin menikmati sendiri tenaga nuklirnya sedangkan negara dunia ketiga dilarang menggunakan tenaga nuklir. Bahkan sampai sekarang AS negeri Obama belum meratifikasi perjanjian tentang Nuklir.
1289544771616505668
Ahmadinejad dgn stelan jas
Ahmadinejad sosok kharismatik
“Saat anda melihat di cermin setiap pagi, apa yang anda katakan pada diri anda?”
Jawabnya: “Saya melihat orang di cermin itu dan mengatakan padanya:
“Ingat, kau tak lebih dari seorang pelayan, hari di depanmu penuh dengan tanggung jawab yang berat, yaitu melayani bangsa Iran .”
Kalimat diatas sebagian bisa menggambarkan bagaimana cocok Ahmadinejad sebenarnya. Ahmadinejad seorang yang tegas, lugas dan pemberani. Pribadinya adalah sosok pemikir dan pejuang. Ia menggunakan seluruh kekuasaannya demi kemajuan dan kesejahteraan rakyat Iran. Keberaniannya melawan ketidakadilan global yang diarsiteki oleh US dan Israel membuatnya disorot berbagai pihak. Ia sangat dieluk-elukkan bak pahlawan di satu pihak namun justru dianggap sosok ultrafundamentalis yang berbahaya di lain pihak.
Keberanian lain yang membuat kita takjub adalah pernyataannya mengenai isu Holocaust(pembantaian Nazi-Hitler terhadap orang-orang Yahudi). Ia beranggapan bahwa peristiwa tersebut hanyalah sebagai dalih pembenaran bagi keberlangsungan penjajahan zionis Israel terhadap Bangsa Palestina.
12895449232112153207Lalu bagaimana dengan Obama, diantara presiden AS pasca perang dingin ini, Obama adalah yang paling hebat. Mungkin kesalahan takdir karena Obama “harus” menjadi Presiden di sebuah negara superpower yang congkak. Sekuat apapun kebijakan Obama tidak akan bisa melawan dinding gedung putih yang suka mengintervensi dalam negeri suatu negara. Dan dunia masih menunggu janji Obama ketika dilantik jadi Presiden yaitu menghentikan perang di Iraq dan melepaskan tawanan Guantanamo. Suatu janji yang sampai sekarang belum terealisasi. Disamping kebijakan perang Afganistan yang tidak jelas mau dibawa kemana.
Jika kita berandai-andai, seandainya keduanya bisa mencalonkan diri jadi Presiden Indonesia, siapakah yang anda pilih ???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post