Senin, 24 Januari 2011

Sejarah Kelam Glodok dan Kali Angke

Mungkin anda sering lewat belanja ke glodok dan suka melewati kali angke. Tapi agan tidak mengetahui sejarah kelam dan menakutkan pernah terjadi di glodok dan di kali angke. Menurut sejarahwan pada tahun 1740 merupakan tahun hitam di Jakarta, tidak kurang dari 10 ribu orang Cina dibantai secara kejam oleh VOC pada tahun tersebut. Mereka membantai tanpa memandang bulu, pria, wanita, lansia, dan juga bayi baru lahir. Kasus nya bahkan lebih dahsyat dari kerusuhan Mei 1998 di Jakarta. Nama Kali Angke sendiri di ambil dari Mandarin bearti Kali Merah. Kali ini menjadi kenangan karena letak nya berdekatan dengan Glodok yang pada saat itu telah menjadi merah karena darah.

Pristiwa kekejaman itu bermulai ketika orang orang Cina yang mencari peruntungan di Batavia jumlah nya mencapai 80 ribu orang. Banyak di antara merka yang bekerja di pabrik-pabrik gula yang masa itu merupakan penghasilan bidang perkebunan terbesar di Jakarta. Dan pada suatu ketika harga gula di pasar internasional menurun drastis akibat membludaknya gula India. Karena itu pabrik gula di Batavia menjadi menurun dan bangkrut. Dari itu banyak warga Cina yang menjadi pengganguran dan gelandangan. Dan kriminalitas di Batavia meningkat tajam.

Kemudian VOC membuat peraturan membatasi kedatangan warga Cina. Mereka yang tinggal di Batavia harus memiliki izin tinggal, usaha atau berdagang. Tapi bagi pejabat VOC hal ini di jadikan kesempatan untuk melakukan pungli. Tidak puas dengan peraturan tersebut, VOC mengeluarkan peraturan lebih berat lagi. Warga Cina yang tidak memiliki pekerjaan harus di tangkap. Ratusan warga kena razia dan di berangkatkan paksa ke Sri Langka yang kala itu menjadi jajahan Belanda. Namun tersiar kabar bahwa di tengah perjalanan mereka di lemparkan ke tengah laut.

Lalu terjadi perlawanan yang membentuk 50 sampai 100 orang dan mempersenjatai diri untuk melawan Belanda. Orang orang Cina di luar kota Batavia mulai menyerang kota. Melalui perlawanan ini menjadi alasan bagi tentara dan pegawai VOC melakukan tindakan semena mena terhadap etnis Cina. Dan pada tanggal 10 Oktober 1740 gubernur jendral Adrian Volckanier mengeluarkan surat perintah membunuh dan membantai orang orang Cina.

Suasana kota pun menjadi kalut dan terjadi pembantaian perampokan penjarahan, pembakaran di toko toko, dan tanpa malu memperkosa wanita wanita Cina. Semua orang cina baik bersalah atau tidak, di bantai dalam peristiwa tersebut. Menurut laporan kontenporer, 10 ribu orang Cina di bunuh, 500 orang luka parah, 700 rumah di jarah. Dan pembantaian tersebut telah membuat kali dekat daerah perkampungan Tionghoa menjadi merah oleh darah darah warga Cina yang di bantai oleh tentara Belanda. Ketika peristiwa menakutkan ini terjadi, perkampungan Tionghoa berada di kalibesar (sebelah utara glodok) . Kemudian setelah kejadian tersebut VOC membangun perkambungan baru sedikit di luar tembok kota yang di kenal dengan nama Glodok.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post