Sabtu, 19 Februari 2011

Jika Ahmadiyah Tidak Dibubarkan, Umat Islam Akan Nginap di Istana

Ribuan umat Islam tumpah ruah di Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jum’at (18/2) siang dalam aksi “Bubarkan Ahmadiyah atau Revolusi”. Berbagai ormas dan partai Islam yang tergabung dalam Forum Umat Islam (FUI) turut memberi dukungan agar aliran sesat Ahmadiyah dibubarkan. Sebanyak 1.500 personel dari Polda Metro Jaya hingga tingkat polsek pun disiagakan untuk mengawal aksi ini.
Poster dan spanduk ”Bubarkan Ahmadiyah atau Revolusi”, “Ahmadiyah Antek Inggris” dibentangkan sejumlah ormas Islam seperti Front Pembela Islam (FPI), Majelis Mujahidin (MM), Garis, Pelajar Islam Indonesia (PII), Gerakan Pemuda Islam (GPI), Jamah Anshorut Tauhid (JAT), Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB), dan ormas Islam lainnya.
Turut memberi orasi dalam aksi itu, diantaranya, KH. Muhammad Al Khaththath (Sekjen FUI), KH. Misbahul Anam (Majelis Syuro FPI), Bernard Abdul Jabbar (FUI), Alfian Tanjung, Hj. Nurdiati Akma (Muhammadiyah) dan sejumlah ulama lainnya.
Koordinator lapangan aksi menuntut pembubaran Ahmadiyah yang juga Ketua Pengkaderan dan Pembinaan Umat Forum Umat Islam Bernard Abdul Jabar berjanji akan membawa masa ke Istana, jika SBY tidak juga membubarkan Ahmadiyah. "Jika 10 hari ke depan belum ada penyelesaian dari pemerintah Insya Allah kami akan menginap di Istana," teriaknya
Dalam orasi lainnya, Abdulrahim Tabrani dari Dewan Masjid Indonesia, menyerukan, agar tercipta negara yang makmur dan adil, Presiden SBY harus menyelamatkan negara ini. “Saya seorang penceramah Masjid Istiqlal, meminta Presiden agar membersihkan negara ini dari segala macam penyakit. Penyakitnya adalah Ahmadiyah, yang sudah kronis harus segera dibersihkan," tutur Tabrani.
Usai orasi, massa anti-Ahmadiyah ini mengepung kantor Komnas HAM di Jalan Latuharhary, Menteng, Jakarta Pusat. Mereka meminta Komnas HAM dibubarkan. Massa beralasan, Komnas HAM wajib dibubarkan, karena berpihak pada jemaat Ahmadiyah, tidak berpihak pada umat muslim.

"Sekarang kalau berpihak ke umat Islam, buat apa lagi. Mending dibubarin saja. Bentuk pembelaan Komnas HAM terhadap Ahamdiyah itu melindungi jemaah Ahmadiyah," ujar Ketua DPD FPI DKI Habib “Selon” Salim Alatas dalam orasinya di depan kantor Komnas HAM.
Bertemu Komnas HAM
Disela-sela orasi, 20 perwakilan pendemo ditemui sejumlah pengurus Komnas HAM.  Dalam dialognya, perwakilan ormas Islam tersebut menuntut agar Komnas HAM dapat mengungkap kasus Cikeusik secara komprehensif. Jika Komnas HAM kekurangan bukti, pihaknya siap memberikan sejumlah data dan fakta soal insiden yang menewaskan tiga orang ini.
 “Kami ingin Komnas HAM berlaku adil. Komnas HAM harus merilis data sesuai dengan fakta. Jangan ada kesan Komnas HAM merupakan antek Amerika,” tegas Ketua FPI Jawa Barat, Abdul Kohar, saat berdialog dengan pengurus Komnas HAM.

..Komnas HAM Harus berlaku adil. Komnas HAM harus merilis data sesuai dengan fakta. Jangan ada kesan Komnas HAM merupakan antek Amerika, antek zionis, antek Inggris..
Sementara itu, Wakil Ketua Komnas HAM, Nurcholis, mengaku belum bisa menyimpulkan apapun soal peristiwa penyerangan di Cikeusik. Komnas HAM baru akan menyampaikan kesimpulan hasil investigasinya setelah melakukan paripurna. “Sebagai lembaga negara, kita menerima pendemo. Tapi untuk hasil investigasi apakah kejadian di Cikeusik termasuk pelanggaran HAM berat atau tidak, baru akan disampaikan setelah kami melakukan paripurna,” kata Nurcholis. (Desastian)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post