Minggu, 09 Januari 2011

Default BlackBerry Diancam Tutup Sebelum Akhir Januari

Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mengultimatum Research In Motion untuk mematuhi ketentuan menutup saluran pornografi. Jika dalam dua minggu tak dipenuhi, pemerintah akan menutup saluran jaringan RIM.

"Tak ada jalan lain, pokoknya siapa saja yang melanggar ya harus diberi sanksi," ujar Tifatul usai pelantikan Pejabat Eselon I di kantornya, hari ini.
Beberapa waktu terakhir, tim pemerintah dan RIM melakukan pembicaraan soal penutupan saluran pornografi tersebut. RIM keberatan jika harus menyediakan server untuk memblokir konten pornografi. Tifatul saat itu mengatakan masalah ini bakal diselesaikan dalam satu atau dua pekan ini.
Tifatul mengatakan kalaupun pemerintah menutup jaringan layanan Blackberry, tindakan itu tak akan banyak berpengaruh. "Tidak banyak juga pelanggannya," ujar Tifatul.

Saat ini pemerintah sudah menyiapkan langkah untuk menutup jaringan RIM. Dia mengatakan tak ada urusan jika banyak konsumen mengeluhkan terhentinya layanan. "Itu urusan dia," ujarnya.
Juru bicara Kementrian Kominfo Gatot S Dewabroto mengatakan pemerintah memberi kesempatan pembicaraan hingga dua pekan lagi. "Seminggu lalu kami ketemu, minggu depan kami juga akan ketemu lagi," ujarnya.
Presiden Direktur PT Excelcomindo Axiata Hasnul Suhaimi mengatakan akan mengikuti ketentuan pemerintah. "Tidak apa-apa asal kalau pelanggan ribut jangan salahkan operator," ujar Hasnul.

Menurutnya jika penutupan jaringan RIM dilakukan dilakukan, pemerintah harus ikut memeberitahukan pada konsumen. Layanan data menyumbang tujuh persen dari pendapatan XL. Tiga dari tujuh persen ini berasal dari layanan Blackberry. Saat ini pelanggan Blackberry XL sebanyak 650 ribu orang.
Hal senada dikatakan Direktur Utama PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) Sarwoto Atmosutarno. Pelanggan BlackBerry mencapai angka 960 ribu pelanggan. "Ya akan berpengaruh tapi masih belum signifikan," ujarnya. [tempo]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post