Senin, 24 Januari 2011

Memerangi Musuh Kerajaan Bawah Laut Wakatobi

Dalam beberapa tahun terakhir, Wakatobi mulai mengundang daya tarik para penyelam profesional maupun kalangan turis lokal dan mancanegara. Perairan di Sulawesi Tenggara itu rupanya menyimpan surga bawah laut, yang dihuni 393 jenis terumbu karang dan rumah bagi  590 spesies ikan.

Di seberang pasir putih yang lembut, perairan Wakatobi begitu jernih, sehingga memperlihatkan keindahan hamparan terumbu karang di dasar perairan dangkal. Sejauh mata memandang, ombak pun menari-nari riang bak membentang karpet biru cerah.

Jauh dari kawasan industri, perairan Wakatobi boleh dibilang masih bebas polusi. Masalah utama adalah sampah plastik. Tentu, ini juga tak boleh dianggap remeh. Sifatnya yang sulit terurai jelas mengancam kehidupan habitat di sana.

Itulah mengapa pemerintah setempat gencar mengampanyekan 'bebas sampah plastik' demi terwujudnya pariwisata berwawasan lingkungan. "Ini menjadi salah satu program besar kami untuk menjaga Wakatobi sebagai pusat segitiga karang dunia," kata Bupati Wakatobi, Hugua.

Melibatkan sekitar 30 peserta pertukaran pemuda Indonesia-Australia (Australia Indonesia Youth Exchange Program/ AIYEP), pemerintah setempat tak henti melakukan pembelajaran masyarakat tentang bahaya sampah plastik.

Seluruh peserta, yang terdiri ats pemuda Indonesia dan Australia, mengajak masyarakat setempat menyaksikan film tentang ancaman terhadap terumbu karang.

Para peserta juga berinisiatif melakukan gerakan langsung membersihkan sampah plastik di perairan sekitar empat pulau besar Wakatobi: Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia, dan Binongko. "Mereka bahu-membahu bersama pemuda dan tokoh lokal," ujar Hugua.

Selama sebulan melakukan pemberdayaan masyarakat di Wakatobi, seluruh peserta AIYEP mengambil peran langsung sesuai arah pengembangan dan visi pemerintah setempat. Tak hanya di bidang lingkungan, tapi juga kesehatan, olahraga, pendidikan, dan pariwisata.

"Kami juga melakukan promosi pariwisata Wakatobi," kata Ilana Idrus, peserta asal Sidney, Australia. "Seperti menulis di blog memamerkan keindahan Wakatobi ke mancanegara," Vera, peserta asal Indonesia menambahkan. (vivanews)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post