Lepas dari pro dan kontra, suka atau tidak suka, salah satu program tayangan televisi yang selalu eksis adalah SINETRON.
Bahkan tidak hanya eksis, program tayangan ini cenderung “ menyembul “.
Dikatakan “ meyembul “, karena selalu ada di layar kaca, bahkan serbuannya kadang-kadang datang begitu menggila ( atau,… benar-benar gila …).
Dan terbukti lagi, rating yang didapatkan biasanya selalu tinggi.
Sinetron dapat hadir dengan berbagai genre dan thema.
Dan sesuai dengan iklim di Indonesia, Sinetron hadir beradaptasi dengan canggih terhadap musim yang ada.
Maksudnya…, jika pemirsa sedang menggemari “ musim “ drama, maka berlomba-lomba muncullah Sinetron yang serupa.
Juga sebaliknya jika pemirsa sedang menggemari “ musim “ misteri, “ musim “ aksi, ataupun “ musim “ komedi. Bisa hampir dipastikan, semua stasiun telivisi akan membuat genre dan thema yang sama.
Jangan dikatakan memanfaatkan kesempatan atau melakukan “ Ajian Mumpung Berjaya “. Namanya juga usahaa….
Selama pemirsa masih suka dan menerima, itu sah-sah saja !
Masalah pemirsa merasa jenuh atau “ kembung “, itu sih, …nomer dua!
Yang penting, selama belum “ muntah “ , masih : okelah kalau begitu .
Jadi, pertanyaannya : mengapa pemirsa menjadi “ sebegitunya “ terhadap program tayangan yang satu ini.
Ini ( mungkin ) jawaban dan 9 alasannya :
( Mungkin ) Alasan Pertama :
Sinetron menampilkan lakon sosok manusia yang ideal.
Lakon biasanya guanteng dan cuantik. Ndak boleh kalau cuma biasa-biasa saja.
Katanya,… hanya ada 2 rumusan kalo pengin jadi bintang sinetron :
Bener-bener ganteng / cantik atau …. Bener-bener jelek.
( Tapi kalo bener-bener jelek, biasanya sih cuma untuk lucu-lucuan, sial-sialan atau bulan-bulanan ).
( Mungkin ) Alasan Kedua :
Karena menggambarkan gaya hidup dan kehidupan yang sangat didamba.
Mobil mewah, rumah bagai istana itu menu utama. Kalo cerita rakyat miskin dan jelata, biasanya cuma embel-embel atau fantasi belaka.
Boleh-boleh saja kebagian jatah jadi orang miskin, tapi harus tetep trendy, pinter, gaul, dan akhirnya ….kuaya juga , mbok !
( Mungkin ) Alasan Ketiga :
Mengajarkan kita untuk mengejar hidup dan mencintai dunia.
Siapa sih yang ndak suka dunia ?Wong kita hidup di dunia ini kan cuma sekali saja !
Plis, jangan katakan materialis dan hedonis, ya…
Masih ada juga kok yang sekali-sekali ngajarkan untuk mengejar dan cinta pada “ dunia lain nantinya “.
( Mungkin ) Alasan Keempat :
Berisi banyak tips dan trik yang amat sangat praktis sekali.
Kita ndak usah susah-susah dan repot sekolah. Disini semua ada. Dari tips dan trik untuk jatuh cinta sampai tips dan trik jadi pengusaha.
Dan juga tips dan trik untuk berfikir jahat, menyusun rencana jahat, lengkap pada tips dan trik berbuat jahat.
Kalo tips dan trik jadi orang baik dan berbuat baik, … itu bumbu agar sedap masakannya.
( Mungkin ) Alasan Kelima :
Dapat mencakup seluruh lapisan pemirsa.
Yang penting, jangan terlalu pinter dan jangan terlalu berlogika.
Untuk menontonnya, ndak usah dan ndak perlu untuk pinter atau menggunakan nalar akal pikiran. Pelototi saja.
Kalo nonton pakai nalar dan logika, nanti malah jadi gila !
( Mungkin ) Alasan Keenam :
Membuat waktu jadi berguna. Tidak ada waktu yang tersia.
Dengan menontonnya, waktu berlalu dengan cepatnya. Ndak ada istilah waktu luang atau terbuang percuma. Itu waktu utama, sayang kalo melewatkan ceritanya.
Kalo masalah kegiatan lainnya, itu bisa ditunda !
( Mungkin ) Alasan Ketujuh :
Bisa jadi bahan obrolan yang sangat mengena.
Daripada nyinyir dan ngrumpi tetangga.
Meski sudah nonton sama-sama, ngobrol dan membahas ceritanya menjadi bahan yang sangat mengasyikkan.
Kalo kebetulan anak sedang minta perhatian…..ellleehh…ngganggu saja !
( Mungkin ) Alasan Kedelapan :
Jadi lebih sehat ? jauh dari mati ?
Jika sedang nonton, kadang geregetan ( atau malah mumet ya ? ), emosi juga naik turun. Ritmenya “ hampir serupa “ kalo kita sedang berolah raga ( sehat ndak ? ). Juga akan menyebabkan kita tidur agak larut, sehingga akan mengurangi jatah tidur.
( Sedangkan tidur itu, kan saudaranya mati ? ).
( Mungkin ) Alasan Kesembilan :
Banyak iklannya.
Ini yang disuka pemirsa. ( Padahal sebenernya itu yang disuka pengusaha ! ).
Dengan banyak iklan, akan lebih banyak pilihan untuk berbelanja. Soal uangnya…pikir nanti, ya !
Bahkan tidak hanya eksis, program tayangan ini cenderung “ menyembul “.
Dikatakan “ meyembul “, karena selalu ada di layar kaca, bahkan serbuannya kadang-kadang datang begitu menggila ( atau,… benar-benar gila …).
Dan terbukti lagi, rating yang didapatkan biasanya selalu tinggi.
Sinetron dapat hadir dengan berbagai genre dan thema.
Dan sesuai dengan iklim di Indonesia, Sinetron hadir beradaptasi dengan canggih terhadap musim yang ada.
Maksudnya…, jika pemirsa sedang menggemari “ musim “ drama, maka berlomba-lomba muncullah Sinetron yang serupa.
Juga sebaliknya jika pemirsa sedang menggemari “ musim “ misteri, “ musim “ aksi, ataupun “ musim “ komedi. Bisa hampir dipastikan, semua stasiun telivisi akan membuat genre dan thema yang sama.
Jangan dikatakan memanfaatkan kesempatan atau melakukan “ Ajian Mumpung Berjaya “. Namanya juga usahaa….
Selama pemirsa masih suka dan menerima, itu sah-sah saja !
Masalah pemirsa merasa jenuh atau “ kembung “, itu sih, …nomer dua!
Yang penting, selama belum “ muntah “ , masih : okelah kalau begitu .
Jadi, pertanyaannya : mengapa pemirsa menjadi “ sebegitunya “ terhadap program tayangan yang satu ini.
Ini ( mungkin ) jawaban dan 9 alasannya :
( Mungkin ) Alasan Pertama :
Sinetron menampilkan lakon sosok manusia yang ideal.
Lakon biasanya guanteng dan cuantik. Ndak boleh kalau cuma biasa-biasa saja.
Katanya,… hanya ada 2 rumusan kalo pengin jadi bintang sinetron :
Bener-bener ganteng / cantik atau …. Bener-bener jelek.
( Tapi kalo bener-bener jelek, biasanya sih cuma untuk lucu-lucuan, sial-sialan atau bulan-bulanan ).
( Mungkin ) Alasan Kedua :
Karena menggambarkan gaya hidup dan kehidupan yang sangat didamba.
Mobil mewah, rumah bagai istana itu menu utama. Kalo cerita rakyat miskin dan jelata, biasanya cuma embel-embel atau fantasi belaka.
Boleh-boleh saja kebagian jatah jadi orang miskin, tapi harus tetep trendy, pinter, gaul, dan akhirnya ….kuaya juga , mbok !
( Mungkin ) Alasan Ketiga :
Mengajarkan kita untuk mengejar hidup dan mencintai dunia.
Siapa sih yang ndak suka dunia ?Wong kita hidup di dunia ini kan cuma sekali saja !
Plis, jangan katakan materialis dan hedonis, ya…
Masih ada juga kok yang sekali-sekali ngajarkan untuk mengejar dan cinta pada “ dunia lain nantinya “.
( Mungkin ) Alasan Keempat :
Berisi banyak tips dan trik yang amat sangat praktis sekali.
Kita ndak usah susah-susah dan repot sekolah. Disini semua ada. Dari tips dan trik untuk jatuh cinta sampai tips dan trik jadi pengusaha.
Dan juga tips dan trik untuk berfikir jahat, menyusun rencana jahat, lengkap pada tips dan trik berbuat jahat.
Kalo tips dan trik jadi orang baik dan berbuat baik, … itu bumbu agar sedap masakannya.
( Mungkin ) Alasan Kelima :
Dapat mencakup seluruh lapisan pemirsa.
Yang penting, jangan terlalu pinter dan jangan terlalu berlogika.
Untuk menontonnya, ndak usah dan ndak perlu untuk pinter atau menggunakan nalar akal pikiran. Pelototi saja.
Kalo nonton pakai nalar dan logika, nanti malah jadi gila !
( Mungkin ) Alasan Keenam :
Membuat waktu jadi berguna. Tidak ada waktu yang tersia.
Dengan menontonnya, waktu berlalu dengan cepatnya. Ndak ada istilah waktu luang atau terbuang percuma. Itu waktu utama, sayang kalo melewatkan ceritanya.
Kalo masalah kegiatan lainnya, itu bisa ditunda !
( Mungkin ) Alasan Ketujuh :
Bisa jadi bahan obrolan yang sangat mengena.
Daripada nyinyir dan ngrumpi tetangga.
Meski sudah nonton sama-sama, ngobrol dan membahas ceritanya menjadi bahan yang sangat mengasyikkan.
Kalo kebetulan anak sedang minta perhatian…..ellleehh…ngganggu saja !
( Mungkin ) Alasan Kedelapan :
Jadi lebih sehat ? jauh dari mati ?
Jika sedang nonton, kadang geregetan ( atau malah mumet ya ? ), emosi juga naik turun. Ritmenya “ hampir serupa “ kalo kita sedang berolah raga ( sehat ndak ? ). Juga akan menyebabkan kita tidur agak larut, sehingga akan mengurangi jatah tidur.
( Sedangkan tidur itu, kan saudaranya mati ? ).
( Mungkin ) Alasan Kesembilan :
Banyak iklannya.
Ini yang disuka pemirsa. ( Padahal sebenernya itu yang disuka pengusaha ! ).
Dengan banyak iklan, akan lebih banyak pilihan untuk berbelanja. Soal uangnya…pikir nanti, ya !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar