Dengan kekayaan sekitar US$2,7 miliar (Rp 24,3 triliun), CEO Research In Motion Jim Balsille menjadi salah satu milioner Kanada. Bagaimana cara mengukuhkan posisinya?
Produsen BlackBerry, Research In Motion (RIM) memperoleh keuntungan tahunan setidaknya US$15 miliar (Rp 135 triliun). Sebagai petinggi RIM, Balsille bisa sesukanya mengundang Van Halen dan Aerosmith hanya untuk mengisi acara ‘kecil’ perusahaan. Begitu pula dengan Red Hot Chili Peppers dan Tragically Hip.
Kehidupan Balsillie memang berbeda dengan manusia kebanyakan. Sejauh 30 ribu kaki dari Bumi, pria 49 tahun ini mengambil keputusan taktis perusahaan teknologi terbesar di Kanada. “Pasar selalu menunjukkan kompetisi sangat keras. Siklus inovasi harus diakselerasikan,” ujar Balsillie kepada Time terkait tips mengalahkan pesaing mereka.
Wajar mengingat dalam bisnis komputer tablet, Apple berhasil menjual iPad lebih dari 10 juta di tahun pertama. RIM memang berencana masuk ke ranah itu. Salah satu tugas berat RIM adalah mendefinisikan kembali arti komputasi seluler, sama seperti keunikan mereka menciptakan BlackBerry 11 tahun lalu.
Namun, tidak dipungkiri RIM kehilangan kesempatan sebagai ‘si pertama’. Ini menciptakan kritik di pasar. Saham RIM sempat turun menjadi US$58 di Nasdaq turun dari US$150 pada 2 tahun lalu. Investor mulai takut kehilangan tahta RIM. Terkait pergerakan iPad, RIM memang dituntut segera meluncurkan tablet BlackBerry PlayBook.
Sayangnya, tablet ini tidak akan muncul sebelum kuartal pertama 2011 meski RIM menjanjikan gebrakan. “Ini merupakan perubahan permainan karena kami ingin membuat versi seluler yang sesuai untuk Web. Bukan sebaliknya,” ujar Balsille.
RIM tampaknya sudah tahu cara menekan platform komputasi dalam sebuah tablet. PlayVook akan memperkenalkan semua Web dengan kecepatan yang sama dengan komputer rumah, tanpa membutuhkan aplikasi khusus untuk mengubah dan mempermudah konten mobile. “PlayBook tidak hanya menjadi perangkat seluler yang dimuliakan,” kata Mike Lazaridis, CEO RIM lainnya.
Berbeda dengan iPad, Playbook menggunakan perangkat lunak dari QNX, perusahaan yang mengkhususkan diri di layanan broadband nirkabel. Perusahaan ini memang sudah dibeli RIM sejak April lalu senilai US$200 juta (Rp1,8 triliun). RIM memilih QNX karena versi terbaru dari sistem operasi BlackBerry terbaru belum menawarkan kemampuan tinggi untuk tablet.
RIM memang tidak sendirian berperang dengan Apple. Sekitar 20 tablet dari Samsung, Hewlett-Packard, Dell dan produsen lainnya akan menggebrak pasar dengan tablet di pertengahan 2011.
“Kami menyebut ini sebagai permainan yang sangat membutuhkan kekuatan,” ujar analis media Gleacher & Co, Mark McKechnie asal California. Pria ni memperkirakan RIM akan memperkenalkan PlayBook pertama ke perusahaan, mengingat kalangan ini merupakan penggemar berat BlackBerry. Ini sesuai dengan klaim Lazaridis.
“Kami ingin menjadi solusi pertama bagi perusahaan,” ujar Lazaridis yang lahir di Istanbul. “Konsumen perusahaan RIM sudah sering bertanya soal laptop BlackBerry sejak beberapa tahun lalu.”
Di sisi lain, strategi bertahan bukanlah satu-satunya kekuatan RIM. Perusahaan ini tidak akan berkembang seperti monster jika hanya puas dengan perkembangan di dekade awal. Keuntungan mereka terus meningkat 35% menjadi US$15 miliar dengan profit U$2,5 miliar pada tahun fiskal 2010. Di kuartal terakhir, RIM melampaui prediksi Wall Street dengan meraih laba 55%.
Sebagian besar mungkin disebabkan keberadaan BlackBerry Torch 9800. Ponsel ini memicu imajinasi publik dengan membandingkannya dengan iPhone 4 milik Apple. Meski dikritik, ponsel RIM itu berhasil meraih 55 juta pelanggan.
Pesaing lain RIM adalah ponsel Android yang berhasil memperoleh posisi pertama di ranah sistem operasi terpopuler di AS pada kuartal kedua 2010. Meskipun bagi RIM, mengalahkan kompetitor Android dan Symbian dari Nokia hampir tidak mungkin karena platform sistem operasi Android digunakan berbagai produsen yaitu Sony Ericsson, Samsung, Motorola dan HTC.
Berita baik di 2011 adalah industri smartphone akan terus menanjak. Permintaan global diperkirakan naik 55% dibandingkan tahun lalu. 2010, smartphone berhasil terjual 269,6 juta berdasarkan keterangan International Data Corp (IDC). Bahkan, 2014 diperkirakan menyentuh angka 526,6 juta ponsel.
“Sebagai bentuk penghargaan, kami akan mulai beranjak dari Amerika Utara,” ujar Balsillie. Meskipun terdengar berlebihan namun pangsa pasar smartphone Amerika Utara diperkirakan melompat dari 37,3% menjadi 64,7% selama empat tahun ke depan. “Peluang paling besar terjadi di Eropa, Timur Tengah dan Afrika,” ujar Ramon Llamas dari IDC.(inilah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar