LONDON - Ahli astronomi mulai berhasil memecahkan misteri mata rantai yang hilang dalam proses evolusi, setelah terjadinya Big Bang (ledakan besar). Max Pettini dari Fakultas Astronomi Universitas Cambridge menjelaskan lebih lanjut kepada Telegraph, Minggu (9/1/2011).
Selama bertahun-tahun, para ilmuwan belum bisa menjelaskan apa yang terjadi pada ‘masa kegelapan’, yakni periode antara Big Bang, yang terjadi sekira 13,7 miliar tahun silam, serta terciptanya bintang-bintang pertama.
Namun, para peneliti dari Universitas Cambridge kini berhasil menyibak sebagian kecil misteri tersebut. Selain menemukan sisa gas dari bintang-bintang pertama, mereka juga menemukan bukti adanya sebuah bintang dengan ukuran 25 kali lebih besar dari matahari yang akhirnya meledak.
Pettini meyakini, penemuan gas-gas tersebut bisa membantu menyingkap lebih banyak rahasia tentang asal-mula alam semesta.
"Kami berhasil mengetahui apa yang terjadi pada masa kegelapan menggunakan sinar yang dipancarkan dari sebuah quasar," jelas Pettini.
"ami menemukan sejumlah kecil elemen dalam kandungan awan yang sangat berbeda dari proporsi yang ada dalam bintang-bintang saat ini," lanjutnya.
"Yang paling signifikan, rasio karbon yang terkandung 35 kali lebih besar daripada yang terukur di matahari. Komposisi itu memungkinkan kami mengambil kesimpulan bahwa gas tersebut dilepaskan oleh sebuah bintang adalah 25 kali lebih besar ketimbang matahari dan hanya mengandung elemen hidrogen dan helium," papar Pettini lagi.
"Ini merupakan penemuan fosil yang bisa memberikan pengetahuan seputar mata rantai alam semesta yang hilang," tutupnya.
Para ilmuwan Cambridge rencananya akan bekerja sama dengan sejumlah peneliti Institut Teknologi California untuk memaparkan hasil temuan tersebut.(okezone.com)
Selama bertahun-tahun, para ilmuwan belum bisa menjelaskan apa yang terjadi pada ‘masa kegelapan’, yakni periode antara Big Bang, yang terjadi sekira 13,7 miliar tahun silam, serta terciptanya bintang-bintang pertama.
Namun, para peneliti dari Universitas Cambridge kini berhasil menyibak sebagian kecil misteri tersebut. Selain menemukan sisa gas dari bintang-bintang pertama, mereka juga menemukan bukti adanya sebuah bintang dengan ukuran 25 kali lebih besar dari matahari yang akhirnya meledak.
Pettini meyakini, penemuan gas-gas tersebut bisa membantu menyingkap lebih banyak rahasia tentang asal-mula alam semesta.
"Kami berhasil mengetahui apa yang terjadi pada masa kegelapan menggunakan sinar yang dipancarkan dari sebuah quasar," jelas Pettini.
"ami menemukan sejumlah kecil elemen dalam kandungan awan yang sangat berbeda dari proporsi yang ada dalam bintang-bintang saat ini," lanjutnya.
"Yang paling signifikan, rasio karbon yang terkandung 35 kali lebih besar daripada yang terukur di matahari. Komposisi itu memungkinkan kami mengambil kesimpulan bahwa gas tersebut dilepaskan oleh sebuah bintang adalah 25 kali lebih besar ketimbang matahari dan hanya mengandung elemen hidrogen dan helium," papar Pettini lagi.
"Ini merupakan penemuan fosil yang bisa memberikan pengetahuan seputar mata rantai alam semesta yang hilang," tutupnya.
Para ilmuwan Cambridge rencananya akan bekerja sama dengan sejumlah peneliti Institut Teknologi California untuk memaparkan hasil temuan tersebut.(okezone.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar