Jumat, 20 Mei 2011

Terjebak di antara Rekan Kerja Pemalas & Bos yang Cuek

HIDUP di lingkungan kerja memang tidak selalu menyenangkan. Apalagi jika Anda harus bekerja sama dengan rekan kerja yang pemalas, sementara bos pun tak peduli dengan kondisi yang terjadi pada anak buahnya. Lantas, apa yang harus Anda lakukan?






Dalam lingkungan kerja, hampir selalu ada karyawan yang seolah makan gaji buta. Dia sering datang terlambat dan pulang lebih awal. Saat di kantor pun, kerjanya hanya chatting, memperbaharui status di jejaring pertemanan, berbincang urusan pribadi di telepon, atau berkeliling kantor mengganggu orangorang.

Tentu saja, semua orang sudah paham dengan kebiasaannya. Mungkin juga sudah ada yang menyindirnya. Namun, jika ia tetap tidak mengubah kebiasaannya, maka pertanyaan pun timbul, “apakah dia sadar tentang perilakunya yang buruk itu?”

Menurut Mark Goulston, penulis buku “Just Listen”, beberapa karyawan pemalas memang tidak sadar akan kebiasaannya itu. Saat ditanya, ia kemungkinan juga memiliki alasan atau pembenaran atas perilakunya itu. Namun, ada pula karyawan yang sadar penuh akan perilakunya, namun enggan untuk mengubahnya.

“Biasanya ini karena bos mereka membiarkan perilaku anak buahnya yang buruk itu,” kata Goulston, seperti dikutip dariCareerbuilder.

Mengapa bos membiarkannya? Jawabnya, menurut Goulston, karena bos itu ingin menghindari konflik. Bos khawatir bahwa jika bawahannya ditegur, maka efeknya bisa berakibat buruk dan malah akan membuat suasana menjadi lebih buruk lagi.

Padahal sebenarnya, saat bos membiarkan anak buahnya tidak bekerja dengan semestinya, hal ini bisa berdampak pada kerja tim yang dipimpinnya. Walaupun mungkin yang malas hanya satu orang, tetap akan berpengaruh pada moral dan keharmonisan hubungan kerja antarkaryawan.

“Tak hanya menambah pekerjaan rekan kerjanya, ia juga bisa menimbulkan prasangka buruk dan disharmoni karena ada karyawan yang bekerja keras dan ada yang tidak,” ujar Ketty Patterson, konsultan komunikasi dan penulis “Crucial Confrontations” dan “Crucial Conversations”.

Menurut Pattison, karyawan yang bekerja keras mungkin akan mempertanyakan, mengapa bos membiarkan karyawannya menjadi pemalas, sementara yang lain harus tetap bekerja keras. “Nah, selagi para karyawan tersebut mengeluh dan memperbincangkan tentang karyawan yang pemalas, saat itulah tanpa disadari mereka sebenarnya menguras energi untuk hal yang kurang bermanfaat dan tentunya secara langsung juga mengurangi produktivitas kerja,” tutur Pattison.

Apa yang harus dilakukan?

Nah, jika Anda terjebak bersama karyawan pemalas dan bos yang tidak peduli, apa yang harus Anda lakukan? Apakah Anda mendiamkan saja atau berbuat sesuatu untuk mengubahnya?

Menurut Jane Goldner, penulis buku “Driven to Success: A 10-Point Checkup for Achieving High Performance in Business”, karyawan harus memperhatikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, bukan malah sibuk mengurusi perilaku si pemalas. Namun, si pemalas juga harus diperingatkan, terutama jika kebiasaan buruknya memengaruhi hasil kerja tim.

“Anda harus bicara kepada si pemalas tentang perilakunya yang buruk. Jika tidak berhasil, maka mulailah menyampaikan masalah ini kepada bos Anda. Katakan kepadanya bahwa perilaku karyawan tersebut sangat mengganggu kinerja tim. Sertakan juga argumen dan bukti nyata agar bos Anda mau mengambil tindakan tegas terhadap si pemalas,” saran Goldner.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Post